Nama : Sarah
Maharani
NPM : 16512840
Kelas : 2PA03
Kasus
Dahlan Iskan (
Direktur Jawa Pos Group )
Dahlan Iskan
(lahir tanggal 17 Agustus 1951 di Magetan, Jawa Timur), dalam bukunya Ganti
Hati ada cerita menarik tentang tanggal kelahiranya, Dahlan Iskan menuturkan
bahwa tanggal tersebut dikarang sendiri oleh pak Dahlan karena pada waktu itu
tidak ada catatan kapan dilahirkan dan orang tuanya juga tidak ingat tanggal
kelahirannya. Dan kenapa pak Dahlan memilih tanggal 17 Agustus, karena
bertepatan dengan tanggal kemerdekaan Indonesia dan supaya mudah diingat.
Dahlan kecil
dibesarkan dilingkungan pedesaan dangan serba kekurangan, akan tetapi sangat
kental akan suasana religiusnya. Ada cerita menarik yang saya baca pada buku
beliau Ganti Hati yang menggambarkan betapa serba kekurangannya beliau ketika
waktu kecil. Disitu diceritakan Dahlan kecil hanya memiliki satu celana pendek
dan satu baju, tapi masih memiliki satu sarung!. Dan dengan joke-joke pak
Dahlan yang segar beliau menceritakan kehebatan dari sarung yang dimiliki.
Disini beliau menceritakan bahwa sarung bisa jadi apa saja. Mulai jadi alat
ibadah, mencari rezeki, alat hiburan, fashion, kesehatan sampai menjadi alat
untuk menakut-nakuti.
Kalau Dahlan
kecil lagi mencuci baju, sarung bisa dikemulkan pada badan atasnya. Kalau lagi
mencuci celana, sarung bisa dijadikan bawahan. Kalau lagi cari sisa-sisa panen
kedelai sawah orang kaya, sarung itu bisa dijadikan karung. Kalau perut lagi
lapar dan dirumah tidak ada makanan, sarung bisa diikatkan erat-erat dipinggang
jadilah dia pengganjal perut yang andal. Kalau mau sholat jadilah dia benda
yang penting untuk menghadap Tuhan. Kalau lagi kedinginan, jadilah dia selimut.
Kalau sarung itu sobek masih bisa dijahit. Kalau ditempat jahitan itu robek
lagi, masih bisa ditambal. Kalau tambalannya pun robek, sarung itu belum tentu
akan pensiun. Masih bisa dirobek-robek lagi, bagian yang besar bisa digunakan
sebagai sarung bantal dan bagian yang kecil bisa dijadikan popok bayi. Ada
pelajaran yang bisa kita petik dari cerita beliau, bahwa apapun kondisi kita,
baik kurang, cukup atau lebih kita harus tetap bersyukur, sabar dan harus
menikmati semuanya dengan apa adanya.
Karir Dahlan
Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda
(Kalimantan Timur) pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah
Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga
sekarang. Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu
hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat
kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos
News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia,
dimana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan
percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena,
salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di
Jakarta. Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya,
yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru.
Sejak akhir
2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar
yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah
Jakarta. Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan presiden
direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim
di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.
Analisis
Dahlan Iskhan
yang memulai hidupnya dari susah hingga sangat sukses seperti sekarang yang
bisa mencapai fully human being yang dikatakan oleh Rogers. Ia telah melalui
sifat khas yang disebutkan oleh Rogers yaitu, keterbukaan pada pengalaman ,k
ehidupan eksistensial , keyakinan organismik, kebebasan eksistensiali, kreativitas.
Ia telah melalui semua tahapan-tahapan itu sehingga sampai kepada kehidupan
seperti sekarang yang bisa kita anggap mencapai fully human being.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar